Home » , , , , , , , , » Mahasiswa di Batam Demo Gara-gara Gak Mau Wisuda Pake Peci

Mahasiswa di Batam Demo Gara-gara Gak Mau Wisuda Pake Peci

Mahasiswa di Batam Demo Gara-gara Gak Mau Wisuda Pake Peci


Kalo selama ini perhelatan wisuda selalu dihiasi oleh toga juga topi mortarboard —baik segi empat maupun segi lima, tapi berbeda yang ditetapkan oleh Universitas Batam (Uniba). Rektor Uniba tetap akan menggelar pelaksanaan wisuda memakai peci, meskipun mahasiswanya sudah melakukan unjuk rasa dengan membakar ban dan menuntut untuk menggunakan topi mortarboard layaknya universitas lain saat sedang wisuda.

Rektor Uniba, Novirman Jamarun mengatakan, "Mengangkat muatan lokal budaya Melayu, peci merupakan identitas masyarakat Melayu, bahkan jati diri bangsa Indonesia. Pihak rektorat akan mewisuda mahasiswa pakai peci."


Novirman menjelaskan, aturan resmi menggunakan toga itu sebenarnya tidak ada, dan setiap perguruan tinggi dipersilakan berkreasi sesuai dengan budaya lokal.


"Mortarboard bukan budaya Indonesia, tapi adalah budaya barat. Topi dulunya punya arti nilai bagi lulusan perguruan tinggi. Namun hingga kini bukan untuk wisuda lulusan perguruan tinggi, melainkan lulusan PAUD dan TPQ," kata dia.

Mortarboard yang ditemukan oleh Edward O Relly dan Yoseph Durham pada 1950 ini memang bukan budaya Indonesia, tapi toh nyatanya sudah menjadi simbol aja gitu dengan dipindahkannya tassel/jambul tali dari kiri ke kanan merupakan pertanda kalo sudah diwisuda.

Uniba memang bukan yang pertama dan satu-satunya menggelar wisuda menggunakan peci, di beberapa perguruan tinggi di Aceh, Lampung, dan lainnya udah duluan pake peci. Peci yang merupakan pakaian nasional orang Melayu dianggap sebagai pakaian formal yang dirasa wajar untuk digunakan di wisuda.

Tapi tentu aja peci yang dipake di wisuda nanti bukan peci hitam biasa, tapi peci yang sudah dimodifikasi.



"Kami tetap akan mewisudakan 776 mahasiswa menggunakan peci yang sudah dimodifikasi sesuai budaya Melayu," tegas Novirman kepada para mahasiswa usai rapat senat.

Novirman menegaskan, baik pihak yayasan maupun rektorat sudah berkomitmen akan melestarikan budaya bangsa, sekaligus budaya Melayu.

Sangat keukeuh ya.

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.