Home » , , , , , , , , » Pesawat Rusia Dirudal Turki, Pilot Mengaku Tak Ada Peringatan

Pesawat Rusia Dirudal Turki, Pilot Mengaku Tak Ada Peringatan

Pesawat Rusia Dirudal Turki, Pilot Mengaku Tak Ada Peringatan


Salah satu pilot Su-24 Rusia yang ditembak jatuh F-16 Turki dinyatakan selamat. Dia berhasil dievakuasi dan ditempatkan di pangkalan militer Rusia di Suriah.

Pilot yang bernama Kapten Konstantin Murakhtin lalu memberikan keterangan terkait insiden tersebut. Secara tegas, dia menyatakan tidak ada peringatan dari Turki.

Rusia mengatakan Kapten Murakhtin berhasil dievakusi dari kawasan yang dikuasai pemberontak Suriah, dalam operasi 12 jam melibatkan pasukan khusus.

Sementara Turki mengklaim telah memberikan peringatan sebanyak 10 kali kepada pilot, sebelum pesawat itu ditembak jatuh.

Tidak ada kejelasan tentang apa yang terjadi pada jasad co-pilot yang tewas tertembak, saat terjun menggunakan parasut dari pesawat yang terbakar.

Murakhtin menyampaikan, pernyataan di Pangkalan Udara Hmeymim yang menjadi basis angkatan udara Rusia dalam serangan kepada kelompok ISIS di Suriah. Murakhtin berada di pangkalan ini setelah berhasil dievakuasi.

Dia mengatakan sangat paham wilayah udara yang dilintasinya sangat baik dan tidak berada di kawasan udara Turki, bahkan untuk kedua kalinya.

Usai insiden tersebut, Murakhtin menyatakan ingin kembali bertugas dan tinggal di pangkalan udara. Terkait tewasnya co-pilot, yang diketahui bernama Letnan Kolonel (Letkol) Oleg Peshkov, dia mengatakan, "Seseorang harus membayarnya."

Rusia melancarkan sejumlah serangan ke Suriah sejak September lalu. Negara ini turut andil menyerang sejumlah pemberontak rezim Bashar Al Assad.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan akan memberikan penghargaan Bintang Kepahlawanan Rusia kepada Letkol Peshkov yang meninggal dalam tugas. Selain Peshkov, penghargaan tersebut juga akan diberikan kepada Kapten Murakhtin dan seorang marinir yang meninggal saat penyelamatan, Alexander Pozynich.

Sebelumnya, pesawat Su-24 ditembak jatuh oleh F-16 lantaran dianggap melintas di wilayah kedaulatan udara Turki tanpa izin pada Selasa, 24 November 2015. Turki mengklaim telah memberikan peringatan sebanyak 10 kali lewat kontak radio, tetapi tidak diindahkan.

Insiden ini membuat Presiden Rusia dan sejumlah petinggi Negeri Beruang Merah itu marah besar. Putin menyebut insiden ini ibarat tusukan dari belakang oleh kaki tangan teroris.

Presiden Republik Federal Chechnya Ramzan Kadyrov yang merupakan seorang muslim pun naik pitam atas ulah Turki. Dia mengeluarkan ancaman, "Turki akan menyesal selamanya".

Beberapa saat setelah insiden ini, Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan segera mengumpulkan para pejabat kabinet serta para jenderal dari seluruh matra. Mereka segera membahas insiden ini dan mengantisipasi apa yang akan dilakukan Rusia.


Segera setelah rapat usai, Erdogan segera mengirim utusan kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organisation/NATO) untuk meminta dukungan. Turki merupakan salah satu anggota tetap NATO.

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.