Home » , » Kisah Skandal Pejabat: Seks Service Pejabat, Rp 25 Juta Semalam

Kisah Skandal Pejabat: Seks Service Pejabat, Rp 25 Juta Semalam

Kisah Skandal Pejabat: Seks Service Pejabat, Rp 25 Juta Semalam - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan membuat keputusan dan menetapkan layanan hiburan dan perempuan pemuas nafsu buat pejabat negara masuk dalam ranah gratifikasi. Seberapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk layanan entertain ini? Berikut ini penelusuran Surabaya Pagi.

Ketentuan gratifikasi memang sudah diatur dalam UU Antikorupsi dalam bentuk pemberian hadiah. Namun, belum secara eksplisit soal memberikan layanan hiburan maupun seks service (layanan seks).

Sementara peneliti Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) Jamil Mubarok mengatakan, bentuk penyuapan bukan hanya soal uang. Ada bonus-bonus lain yang bisa dikategorikan suap, yakni memberikan full service perempuan bayaran, layanan karaoke plus plus, memberikan paket spa dan massage plus plus, menanggung biaya clubbing dengan segala minuman haram dan perempuan yang menemani (purel), memberikan paket liburan, membayarkan paket olahraga golf, tenis, dan lain-lain, hingga memberikan sebagian saham perusahaannya.

Penelusuran Surabaya Pagi, Rabu (28/11) hingga Kamis (29/11) di sejumlah tempat hiburan di Surabaya menyebutkan layanan entertain terhadap pejabat menjadi hal lumrah. Seorang kontraktor yang memiliki sejumlah proyek Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Binamarga mengakui dirinya kerap memberikan entertain kepada pejabat, agar proyek fisik yang didapat di SKPD tersebut lancar. “Itu wajar,” ucap kontraktor yang enggan disebut namanya.

Namun informasi lainnya, layanan hiburan dan perempuan malam ini tak hanya untuk pejabat. Biasanya sejumlah pengusaha juga memberikan layanan untuk aparat penegak hukum, baik dari Kepolisian, Kejaksaan maupun Pengadilan.

Sumber ini menyebutkan, layanan ini biasanya mengajak si pejabat tadi datang ke tempat club malam. Sebab, di tempat ini menyediakan layanan karaoke dan purel. Tempat seperti ini juga terbilang privat. “Tinggal masuk room, purelnya juga bisa diantar,” cetus dia.

Setelah masuk room, tak cuma nyanyi-nyanyi dan bermesraan dengan purel. Biasanya si pejabat tadi juga dijamu dengan minuman keras (miras) impor. Jack Daniels, Chivas dan Martel menjadi minuman favorit. Harga tiap botolnya di kisaran Rp 1,5 juta- Rp 2 juta. Dalam semalam, bisa habis 2-3 botol, bahkan lebih. Jadi untuk minuman saja harus menyediakan dana Rp 4-6 juta.

Sedangkan tarif purel, tiap tempat hiburan berbeda-beda. Namun, gambarannya secara umum sama. Ada yang tiap jam dan ada yang per 10 jam. Kebiasaan yang terjadi, booking purel ini per 10 jam atau tempat hiburan itu sampai buyar alias tutup. Tarif ini berkisar Rp 750 ribu- Rp 1 juta. Tarif ini hanya menemani tamu untuk nyanyi-nyanyi atau minum-minum. Belum termasuk sex service.

Malam kian larut, purel yang menemani biasanya kelihatan teler. Begitu juga dengan pejabat dan kontraktor yang ikut dalam room tersebut. Dalam keadaan seperti ini, biasanya gariah seks meningkat. Di sinilah peluang untuk transaksi seks. Menariknya, sejumlah tempat hiburan di Surabaya kini menyediakan sofa di toiletnya. Seperti di tempat hiburan di Jalan Ahmad Yani, Jl Bubutan dan kawasan Ngagel.

Jika ingin eksekusi di tempat, biasanya si purel minta tips antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Namun, biasanya si pejabat tidak mau eksekusi di tempat. “Pasti jaga imej lah mas,” ucap sumber ini.

Jika pejabat tadi doyan perempuan, usai acara clubbing ini si purel tadi bisa diajak check in ke hotel. Tentu saja setelah ada kesepakatan diantara keduanya. Jika dibawa ke hotel, tarifnya bisa tambah mahal. Si purel tadi mintanya antara Rp 1 juta – Rp 1,5 juta. Tarif ini juga berlaku untuk pekerja seks komersial (PSK) kelas atas di Surabaya. Meski si pejabat tadi tidak membooking, tetap saja harus memberi tips kepada si purel. Jika di tempat hiburan atas, biasanya tips purel di kisaran Rp 500 ribu. Ini masuk ke kantung pribadi purel, tidak masuk billing dari tempat hiburan tadi.

Jika jadi check in ke hotel, jelas harus mengeluarkan biaya tambahan lagi untuk si pejabat tadi, untuk biaya kamar hotel. Di Surabaya, hotel berbintang yang kerap dijadikan tempat check in adalah Hotel V3 dan Oval. Di Hotel Oval tarif kamar di kisaran Rp 500 ribu-Rp 850 ribu per malam. Sedang Hotel V3 di kisaran Rp 275 ribu-Rp 400 ribu. Menariknya, dua hotel ini milik Setiadji Yudho, pelopor hotel short time di Surabaya.

Sudah selesaikan mengentertaint pejabat setelah check in? Ternyata belum. Ada juga tipikal pejabat atau aparat yang suka main ke tempat spa atau pijat plus plus. Mintanya pun tempat yang privat, yakni kamar yang tersedia fasilitas tempat berendamnya atau sauna. Setelah urusan pijat memijat plus layanan esek-eseknya, biasanya akan berendam berdua. Biaya yang harus dikeluarkan di tempat ini di kisaran Rp 2 juta per orang. “Tapi tidak semua pejabat suka sauna,” tutur sumber ini.

Jika ditotal, untuk mengentertain pejabat di tempat hiburan dan layanan perempuannya, membutuhkan dana sedikitnya di kisaran Rp 9,5 juta hingga – Rp 12 juta. Ini hanya semalam. Belum termasuk jika pejabat tadi minta paket liburan atau lainnya.

Biaya itu juga hanya untuk seorang pejabat. Padahal, biasanya si pejabat tadi tidak datang sendirian. Tapi mengajak sejumlah stafnya. “Jarang banget sendirian. Pasti ngajak 2 atau 3 rekannya atau stafnya,” bebernya. Dengan demikian, biayanya pun bisa membengkak 2-3 kali lipat menjadi sekitar Rp 25 jutaan.

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.